PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN REFRAKSI PADA POPULASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI ERA DIGITAL: STUDI CROSS-SECTIONAL

Authors

  • Shinta Amelia Astuti Akademi Refraksi Optisi Kartika Indera Persada
  • Suci Haryanti Akademi Refraksi Optisi Kartika Indera Persada
  • Erline Harijanto Akademi Refraksi Optisi Kartika Indera Persada
  • Ahmad Dasuki Akademi Refraksi Optisi Kartika Indera Persada
  • Eriko Ruslan Akademi Refraksi Optisi Kartika Indera Persada

Keywords:

Kelainan Refraksi, Digital Eye Strain, Prevalensi,, Studi Cross-Sectional, Kesehatan Visual

Abstract

Penggunaan perangkat digital yang meluas telah meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan visual, terutama di lingkungan pendidikan. Computer Vision Syndrome (CVS) dan kelainan refraksi menjadi prevalensi tinggi di kalangan remaja dan dewasa yang menggunakan teknologi digital secara intensif. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk menentukan prevalensi kelainan refraksi dan faktor risiko terkait pada siswa, guru, dan staf di sekolah menengah kejuruan di Jakarta. Metode pengabdian ini adalah Studi cross-sectional dilakukan di SMK Jakarta Timur 1 dengan melibatkan 341 peserta pada 26 Februari 2025. Pemeriksaan mata komprehensif meliputi tes ketajaman penglihatan dan penilaian refraksi dilakukan. Analisis statistik mencakup statistik deskriptif, uji chi-square, dan regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor risiko. Hasil pengabdian ini adalah prevalensi keseluruhan kelainan refraksi yang memerlukan koreksi adalah 34,3% (117/341). Guru dan staf menunjukkan prevalensi tertinggi sebesar 83,3% (35/42), sedangkan siswa pemasaran memiliki prevalensi terendah sebesar 25,0% (4/16). Miopia merupakan kelainan refraksi yang dominan (68,4%), diikuti hiperopia (18,8%) dan astigmatisme (12,8%). Kelompok usia (OR=3,45, 95%CI: 2,12-5,67, p<0,001) dan kategori pekerjaan (OR=2,78, 95%CI: 1,56-4,94, p<0,01) merupakan faktor risiko yang signifikan. Kesimpulan pengabdian ini adalah Prevalensi kelainan refraksi yang tinggi, terutama pada peserta yang lebih tua, menunjukkan perlunya program skrining mata rutin dan edukasi digital wellness di institusi pendidikan

References

Charman, W. N. (2008). Mata dalam fokus: akomodasi dan presbiopia. Clinical and Experimental Optometry, 91(3), 207-225.

Computer Vision Syndrome Research Group. (2019). Prevalensi global computer vision syndrome di kalangan pekerja komputer: systematic review dan meta-analisis. International Journal of Ophthalmology, 12(8), 1281-1287.

Guo, Y., Liu, L. J., Xu, L., Lv, Y. Y., Tang, P., Feng, Y., ... & Jonas, J. B. (2013). Aktivitas outdoor dan miopia di kalangan siswa sekolah dasar di daerah rural dan urban Beijing. Ophthalmology, 120(2), 277-283.

He, M., Xiang, F., Zeng, Y., Mai, J., Chen, Q., Zhang, J., ... & Morgan, I. G. (2015). Efek waktu yang dihabiskan outdoor di sekolah terhadap perkembangan miopia di kalangan anak-anak di Cina: randomized clinical trial. JAMA, 314(11), 1142-1148.

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Pengabdian dan Pengembangan Kesehatan.

Kumar, S., Sharma, R., Mudgal, S. K., Jain, R., Bharti, P., & Agarwal, V. (2019). Computer vision syndrome di kalangan profesional teknologi informasi di Delhi: Studi cross-sectional. Indian Journal of Community Medicine, 44(3), 201-204.

Li, J., Xu, L., Zheng, Y., Yuan, J., Tham, Y. C., Rim, T. H., ... & Wong, T. Y. (2020). Miopia tinggi di kalangan siswa sekolah di Asia Timur dan Tenggara: systematic review dan meta-analisis. BMC Ophthalmology, 20(1), 1-12.

Morgan, I. G., Ohno-Matsui, K., & Saw, S. M. (2012). Miopia. The Lancet, 379(9827), 1739-1748.

Resnikoff, S., Pascolini, D., Mariotti, S. P., & Pokharel, G. P. (2008). Magnitude global gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kelainan refraksi yang tidak terkoreksi pada tahun 2004. Bulletin of the World Health Organization, 86(1), 63-70.

Rosenfield, M. (2016). Computer vision syndrome (alias digital eye strain). Optometry in Practice, 17(1), 1-10.

Sheppard, A. L., & Wolffsohn, J. S. (2018). Digital eye strain: prevalensi, pengukuran dan perbaikan. BMJ Open Ophthalmology, 3(1), e000146.

Silva, M. F., Matos, S., Oliveira, A., & Carvalho, F. (2020). Prevalensi kelainan refraksi di kalangan remaja Brasil: studi cross-sectional berbasis sekolah. Arquivos Brasileiros de Oftalmologia, 83(3), 201-208.

Tsubota, K., & Nakamori, K. (1993). Mata kering dan terminal tampilan video. New England Journal of Medicine, 328(8), 584.

Wang, Y., Chen, S., Lin, Q., Chen, W., Wu, K., Wang, N., ... & He, M. (2021). Prevalensi dan progresivitas miopia pada anak usia sekolah di Guangzhou: studi longitudinal berbasis populasi. PLoS One, 16(1), e0244808.

Downloads

Published

2025-07-01

How to Cite

Shinta Amelia Astuti, Suci Haryanti, Erline Harijanto, Ahmad Dasuki, & Eriko Ruslan. (2025). PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO GANGGUAN REFRAKSI PADA POPULASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI ERA DIGITAL: STUDI CROSS-SECTIONAL. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 231–242. Retrieved from https://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI/article/view/10645

Issue

Section

Articles