PENGUATAN PERAN KADER DALAM PENGENALAN TANDA BAHAYA DIARE PADA BALITA MELALUI PENDEKATAN MTBS DI POSYANDU KAMBOJA, PUSKESMAS SIKUMANA, KOTA KUPANG

Authors

  • Agustina Ina Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Jane Leo Mangi Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Fransiskus Salesius Onggang Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Oklan BT Liunokas Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Trifonia Sri Nurwela Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Maria Fatima Saga Wea Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
  • Fitri Handayani Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang

Keywords:

kader, Diare, Balita, MTBS, Posyandu Kamboja

Abstract

: Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan pada balita di Indonesia, termasuk di Kota Kupang. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda bahaya diare serta kurangnya keterampilan kader Posyandu dalam penatalaksanaan awal menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, penguatan kapasitas kader melalui pendekatan MTBS sangat penting untuk mendeteksi dini, memberikan penanganan awal, serta melakukan rujukan tepat waktu terhadap kasus diare pada balita. Tujuan kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu tentang MTBS khususnya penatalaksanaan diare. Meningkatkan peran aktif kader dalam deteksi dini, edukasi keluarga, dan penanganan awal balita dengan diare di masyarakat. Mendukung program Puskesmas dalam penurunan angka kesakitan akibat diare pada balita. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan: Survei awal (pre-test) untuk mengukur pengetahuan kader. Penyuluhan dan pelatihan interaktif mengenai konsep MTBS dan penanganan diare. Simulasi dan demonstrasi langsung pemberian oralit, edukasi gizi, dan pengenalan tanda bahaya. Pemberian media edukasi berupa leaflet dan buku saku kader. Hasil yang dicapai:Terdapat peningkatan signifikan pada pemahaman kader mengenai tanda bahaya diare dan tata cara penanganan awalTerjalin kerja sama yang baik antara tim abdimas, dan  kader, Kader mampu membuat larutan oralit rumah tangga, mengenali tanda dehidrasi, dan memahami alur rujukan. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian ini terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas kader Posyandu Kamboja dalam penatalaksanaan balita sakit, khususnya diare, melalui pendekatan MTBS. Peningkatan peran kader menjadi kunci dalam mempercepat deteksi dan penanganan kasus diare di tingkat masyarakat.Saran: Kader didorong untuk aktif melaporkan dan mendokumentasikan kasus diare balita ke Puskesmas

References

American Academy of Pediatrics. (2020). *Developmental Screening and Assessment*. Retrieved from [AAP Website](https://pediatrics.aappublications.org/content/145/1/e20193405).

Andry Ariyanto, Aida Akmalia Wafiq, Adelia Maharani, Anggun Delia Sania Salsabila, Abriel Eka Zulfani, Zulkifli Zulkifli, Azzam Faqihuddin, Nyoman Ayu Widi Asri, Dianah Nabilah, Zahra Rahadatul Aisy, Selina Agustin Siswandi, 2024. Kuesioner pra skrining pemeriksaan perkembangan (KPSP) dengan pelatihan kader posyandu di Padukuhan Kalidadap. Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta: Prosiding. Vol 2: 28 September 2024

Christina Entoh, Fransisca Noya, Kadar Ramadhan, 2020. Deteksi Perkembangan Anak Usia 3 Bulan – 72 Bulan Menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 1., No1, 2020

Dayana Noprida, Damayanti Palopa, Sarini Sarini, Tri Imroatun, Wahyuni Agustina, Sahariah Sahariah, Titin Sutini, Anita Apriliawati, Nyimas Heny Purwati, 2021. PELATIHAN KADER POSYANDU MENINGKATKAN PENGETAHUAN SKRINING PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA. JURNAL ILMIAH KEPERAWAAN DAN KEBIDANAN, Vol.13, No.2, tahun 2022.

Guralnick, M. J. (2011). *Why Early Intervention Works: A Systems Perspective*. Infants & Young Children, 24(1), 6-28.

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga. WHO. (2023). Diarrhoeal disease. Retrieved from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease

Kementerian Kesehatan RI. (2023). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Jakarta: Kemenkes RI.

Lundahl, A., & Kidder, A. G. (2019). *The Role of Community Health Workers in Public Health: A Systematic Review*. Journal of Community Health, 44(5), 1027-1038.

Ndoen, Y.M., et al. (2023). Pelatihan MTBS untuk Peningkatan Kapasitas Kader di Kota Kupang. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat.

Panghiyangani, R., Arifin, S., Fakhriadi, R., Kholishotunnisa, S., Annisa, A., Nurhayani, S., & Herviana, N. S. (2018). Efektivitas Metode Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang Pencegahan Keputihan Patalogis. Jurnal Berkala Kesehatan, 4(1), 18. https://doi.org/10.20527/jbk.v4i1.5655

Profil Kesehatan Indonesia. (2022). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Rahayu, D. (2021). Efektivitas Simulasi MTBS terhadap Pengetahuan Kader Posyandu. Jurnal Keperawatan Komunitas, 9(2), 45–51.

Riftiani Nikmatul Nurlaili, 2021. EFFECT OF KUESIONER PRA SKRINNING PERKEMBANGAN (KPSP) TRAINING ON KADER'S LEVEL OF KNOWLEDGE AND SKILL. Jurnal Ilmiah Bidan, Vol. 5., No.3, 2021.

Rochmah, S. N., & Mahmudah, I. (2021). Pengaruh Edukasi MTBS terhadap Pengetahuan Kader Posyandu. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 4(1), 23–29.

Rohayati, Sulastri, & Purwati. (2015). Analisis Faktor Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas. Jurnal Keperawatan, 11(1), 112–117. (JAPI) Jurnal Akses Pengabdian Indonesia, Volume 4, Nomor 2, Desember 2019, e-ISSN 2548-3463 Pelatihan, Pembinaan, dan Pendampingan Kader Posyandu Bayi dan Balita dalam Penatalaksanaan MTBS di Kelurahan Mojolangu Kota Malang Yuniar Angelia P1, Jiarti Kusbandiyah2

Soetjiningsih, Ranuh G. 2013. Tumbuh kembang anak Edisi ke-2. Denpasar: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Soetjiningsih. (2017). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

UNICEF Indonesia. (2022). Improving Child Health in Indonesia: A Focus on Diarrhoea and Pneumonia.

Wang, Y., et al. (2019). *Community Participation in Health Promotion: The Role of Community Health Workers*. Health Promotion International, 34(1), 34-44.

WHO. (2005). Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) Handbook. Geneva: World Health Organization.

World Health Organization. (2018). *Integrating Early Childhood Development into Health Systems*. Retrieved from [WHO. Website](https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/ecds_guidelines/en/).

Wulandari, S. (2020). Kendala Implementasi MTBS oleh Kader di Wilayah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Downloads

Published

2025-06-25

How to Cite

Agustina Ina, Jane Leo Mangi, Fransiskus Salesius Onggang, Oklan BT Liunokas, Trifonia Sri Nurwela, Maria Fatima Saga Wea, & Fitri Handayani. (2025). PENGUATAN PERAN KADER DALAM PENGENALAN TANDA BAHAYA DIARE PADA BALITA MELALUI PENDEKATAN MTBS DI POSYANDU KAMBOJA, PUSKESMAS SIKUMANA, KOTA KUPANG. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 215–222. Retrieved from https://bajangjournal.com/index.php/J-ABDI/article/view/10850

Issue

Section

Articles