SOSIALISASI BIAYA LINGKUNGAN UNTUK MENJAGA KESEIMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN PADA PETANI SAYUR DI DESA WUASA

Authors

  • Abdul Kahar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tadulako
  • Mustamin Mustamin Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tadulako
  • Tenripada Tenripada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tadulako
  • Nurleni Rahman Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tadulako

DOI:

https://doi.org/10.53625/jabdi.v3i6.6776

Keywords:

Biaya Lingkungan, Keseimbangan Kawasan Pertanian

Abstract

Wuasa adalah sebuah desa di Kecamatan Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. dengan luas 113,11 km2, Wuasa memiliki 3.470 penduduk pada tahun 2023. Terletak di Lembah Napu,  105 km  arah  selatan  dari Palu,  Desa  Wuasa  dihubungkan  dengan  ibu  kota  provinsi melalui Jalan Nasional Trans Sulawesi. Sebagai ibu kota kecamatan dan titik penghubung antara Poso dan Palu, Desa Wuasa memiliki aktivitas ekonomi, sosial, dan pertanian yang lebih banyak dari desa-desa di sekitarnya. Wilayah ini memiliki potensi lahan pertanian yang sangat luas dan subur dan menjadi salah satu wilayah pemasok beras dan sayur mayur bagi masyarakat dan sejumlah perusahaan yang ada di Sulawesi Tengah. Potensi ini merupakan penopang kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Namun demikian mayarakat perlu meyadari dampak ekologi yang kemungkinan terjadi akibat penggunaan beberapa pestisida serta pola penebagangan yang kurang mempertimbangkan keberlanjutan alam. Hal inilah yang kemudian mendorong tim pengabdi untuk melakukan pengabdian dalam bentuk sosialisasi. Biaya lingkungan yang dikeluarkan oleh petani untuk menjaga keseimbangan kawasan pertanian. Melalui sosialisasi ini, diharapkan informasi yang disampaikan mampu memotivasi para petani utamanya di Desa Wuasa perlunya melakukan pengelolaan lahan berkelanjutan mengurangi erosi, dan meningkatkan kualitas air, tanah, dan tanaman berkelanjutan. Melalui sosialisasi ini, pentingnya menjaga keseimbangan kawasan pertanian, petani sayur dapat lebih bertanggung jawab untuk memastikan bahwa lahan pertanian menjadi lebih baik

References

Anshari, S., Bell, J.,Klammer, T and Lawrence, C, 1997. Measuring and managing Environmental Costs, Irwin, Chicago, II.

Balley E. paul, 1991. Full Cost Accounting for Life Cycle Costs-A Guide for Engineers and Financial Analysits,. Environmental Finance, Spring.

Bringer, R.P. and D. M. Benforado, 1994. Pollution Prevention and Total Quality Environmental Management, Journal of Economic Perspective.

Hansen, D.R. and Mowen, M.M. 2009. Akuntansi Manajemen, Edisi kedelapan, Buku 2 Yogyakarta: Graha Ilmu

Irawan, Agus Bambang, 2001. Analisa Kemungkinan Penerapan Environtmental Costing di Indonesia, Lintasan Ekonomi, Vol.XVIII, No. 1, Januari.

Matteo Brunelli (2015), Introduction to tha Analytic Hierarchy Process. Dept. of Mathematics & Systems Analyisis. Aalto University Finland.

Sahid, 2002. Akuntansi Lingkungan: Info Jakstra Good Governance, Pemeriksa, No. 86.

Stoian, M. (2003) - Ecomarketing, Bucureşti, Ed. ASE

Sustainability Reporting Guidelines. 2000-2011 Versi 3.1

https://nuansapos.com/jalan-dalam-ibu-kota-kecamatan-lorut-dan-normalisasi-sungai-wuasa- perlu-diperhatikan/

https://sultengterkini.id/2022/12/15/pemprov-sulteng-dorong-petani-di-napu-poso-perluas-lahan- hortikultura/

https://sulteng.antaranews.com/berita/258447/pemprov-sulteng-dorong-petani-di-napu-poso- perluas-lahan-hortikultura

Downloads

Published

2023-11-02

How to Cite

Abdul Kahar, Mustamin, M., Tenripada, T., & Nurleni Rahman. (2023). SOSIALISASI BIAYA LINGKUNGAN UNTUK MENJAGA KESEIMBANGAN KAWASAN PERKEBUNAN PADA PETANI SAYUR DI DESA WUASA. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(6), 1231–1242. https://doi.org/10.53625/jabdi.v3i6.6776

Issue

Section

Articles