DESCRIPTION OF AGGRESSION BEHAVIOR ON STUDENT THAT INVOLVED IN MASS BRAWL AT SMK Y PADANG CITY
DOI:
https://doi.org/10.53625/jpdsh.v1i8.2391Keywords:
Aggression behavior, mass brawl, student, SMKAbstract
Adolescence is a period of transition from children to adulthood. Many of the changes occur as physical and psychological aspect. When adolescent are not able to deal with those changes, they will show negative behavior in theirenvironment. One of the negative behaviors in adolescents that they show is aggressive behavior that can harm others or even themselves. Aggressive behavior is the behavior or behavioral tendencies that had intention to hurt another person either physically or psychologically. One kind of aggressive behavior in adolescents at Padang City is student’s mass brawl. Student’s mass brawl is a mass fights that involve many students. This clash has become a tradition handed down by the student. The aim of this study was to determine the aggressive behavior of student that doing mass brawl. The approach used is descriptive quantitative approach with a basic theory of aggressive behavior by Buss and Perry (1992), which consists of four aspects; verbal aggression, physics aggression, anger and hostility with reliability 0.825. Techniques of data collections are done with the scale of aggressive behavior and open questionnaire about factor that cause themassbrawl. The sampling technique used non-probability sampling with purposive sampling type. Subjects in this study were 109 male student with behavior aggression and involved in mass brawl between schools. The result showed that aggressive behavior in SMK Y included in the low category. While based on the behavioral aspects of aggression was found that the highest aspect is physical aggression followed by anger, verbal aggression and hostility. The highest factor that causes the mass brawl is tradition that handed down from the other students, which this factor is about seniority and doctrine to the junior in the school to revengethem in a fight with their opponent
References
Agung, Bakhtiar Dwi & Matulessy, Andik. (2012). Kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual dan agresivitas pada remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 1 (2), 99-
104.
Anderson, C.A & Bushman, B.J. (2002). Human aggression.
Psychol, 53, 27-51.
Aprilia, N & Indrijati, H. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku tawuran pada remaja laki-laki yang pernah terlibat tawuran di SMK ‘B’ Jakarta. Jurnal Psikologi Pendidikan & Perkembangan, 3 (1), 1-18.
Assegaf, A.R. (2004). Pendidikan tanpa kekerasan tipologi kondisi, kasus dan konsep.Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(2005). Dasar-dasar
psikometri. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
(2011). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
(2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Baron, R. A. & Bryne, D. (2005). Psikologi sosial. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Barus, C.P. (2012). Sosial ekonomi keluarga dan hubungannya dengan kenakalan remaja di desa Lantasan Baru kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Basri, A.S.H. (2015). Fenomena Tawuran Antar Pelajar dan Intervensinya. Ejournal, 12 (1),
Bungin, Burhan. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Breakwell, G. M. (1998). Coping With Aggressive behaviour. Penterjemah: Bernadus Hidayat. Yogyakarta: Kanisius.
Buss, A. H., Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of Personality and
Social Psychology, 63 (3), 452-459.
Dasmo., Nurhayati., Marhento, G. (2012). Pengaruh tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar IPA. Journal Ilmiah Pendidikan MIPA: 2 (2).
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Devi, S. (2011). Perbedaan perilaku agresif anak di sekolah antara anak yang ibunya bekerja sebagai ibu rumhtangga dan wanita karier pada siswa SDIT Al-Madinah Marpoyan Pekanbaru. Skripsi: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Eriyanto. (2007). Teknik Sampling Analisis Opini Public. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.
Fajar, M.N. (2009). Hubungan antara prasangka dengan perilaku agresif pada masyarakat jawa terhadap masyarakat tionghoa di kelurahan kemlayan Surakarta. Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Fauziyah, Syifa. (2014). Pengaruh trait kepribadian big-five dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas anak punk di jabodetabek. Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah.Hanif. (2005). Perbedaan tingkat agresivitas pada siswa smu Muhammdiyah Yogyakarta berdasarkan pada pola asuh dan jenis pekerjaan orangtua. Jurnal Penelitian Humaniora, 6 (2), 144-154.
Hendrawan, P. (2013). Hubungan motivasi belajar siswa dengan perilaku agresi siswa kelas x teknik otomotif di SMK Taman Siswa Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan Anak (Terjemahan). Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
(1999). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.(2005).
Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. (1992). Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.
(1995). Psikologi anak. Bandung: Mandar Maju.
(2006). Kenakalan remaja. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.
Koeswara. (1988). Agresi manusia.
Bandung: Rosda Offset.
Latifah, A & Suryanto. (2002). Kecenderungan agresi di rumah susun ditinjau dari pengalaman crowding di rumah susun. Jurnal Psikologi, 1 (1).
Meldiyanto, Regi. (2015). Tinjauan, Kriminologis mengeni perkelahian antar kelompok dikalangan remaja di kota Palu. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, 3.
Monks, F. J, Knoers, AMP, & Hadinarto, SR. (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Myres, David. (1996). Social Psychology (Fifth Edition). The Mc Graw-Hill Companies, Inc.
Nisfiannor, M & Yulianti, E. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara remaja berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal Psikologi, 3 (1), 1-18.
Oesman, A.T. (2010). Fenomena tawuran sebagai bentuk agresivitas remaja. Skripsi: Institut Pertanian Bogor.
Papalia, D.E., Olds, S. W., dan Feldman, R.D. (2009). Human Development. Edisi 10. Alih Bahasa: Brian Marwensdy. Jakarta: Salemba Humanika.
Rina. (2011). Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II, III di SMP Pahlawan Toha Bandung 18 September 2006- 05 Januari 2007. Jurnal
Kesehatan Prima, 3 (2), 14-24.
Saleh, I.A. (2004). Tawuran pelajar fakta sosial yang tak berkesudahan di Jakarta. Jogjakarta : IRCISOD.
Santrock, J. W. (2013). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
(2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Sosial: Individu dan Teori- Teori Psikologi Sosial.. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
(2011). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raya Grafindo.
Sriyanto., Abdulkarim, A., Zainul, A., Maryani, E. (2014). Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa. Jurnal Psikologi, 41 (1), 74-88.
Steinberg, L. (2002). Adolescence. New York: Mc Grew-Hill inc.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
(2014). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Syafaat, A., Sahrani, S., Muslih. (2008). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.
Trisnawati, Junia., Nauli, Fathra Annis., Agrina. (2014). Faktor- faktor yang mempengaruhi
perilaku agresif remaja di SMK Negeri 2 Pekanbaru. JOM Psik, 1 (2).
Waluya, O.D & Rakhmadianti, A. (2008). Perilaku agresif ditinjau dari jenis tontonan film pada siswa SMAN 70 Jakarta Selatan. Jurnal Psikologi, 6 (2), 58-62.
“Satpol PP Sukses Turunkan Jumlah Kasus Tawuran pelajar”. (2015). Haluan, 31 ;Desember2