PELATIHAN TARIAN KATAGA DI SANGGAAR PEKAA DAPAT MENINGKATKAN KEBUGARAN AEROBIK DAN KEKUATAN OTOT PADA REMAJA SUMBA DI BALI
DOI:
https://doi.org/10.53625/jirk.v1i8.1086Keywords:
Tari Kataga, latihan aerobik dan komponen kondisi fisik remajaAbstract
Kebugaran fisik adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi. Unsur-unsur ini berkaitan dengan proses latihan yang dilakukan oleh olahragawan atau penari sehingga bisa mempersiapkan kondisi fisik agar selalu prima. Pelatihan tari Kataga merupakan latihan dengan beban berat tubuh dengan cara menjaga keseimbangan serta meningkatkan daya tahan tubuh yang kuat. Bentuk latihan lain adalah pelatihan aerobik, merupakan aktivitas olahraga secara sistematis dengan peningkatan beban secara bertahap dan terus menerus yang menggunakan energi hasil pembakaran dengan menggunakan oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisik remaja Sumba di Sanggar Pekaa Bali.
Jenis penelitian menggunakan with control group desain. Subjek penelitian remaja Sumba di Sanggar Pekaa Bali berjumlah 20 orang dan dibagi dalam dua Kelompok perlakuan yang berbeda. Kelompok I diberikan pelatihan tari Kataga dan Kelompok II diberikan latihan aerobik dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu selama 6 minggu.
Berdasarkan uji statistik parametrik paired-sample t test dengan p-value 0,00 < 0,05. Squat - kekuatan tungkai bawah, Sit Up - kekuatan otot core, Pull Up - kekuatan otot lengan, Lari 1,4 m - kebugaran aerobik. Berdasarkan uji statistik diperoleh peningkatan kemampuan aerobik dan kekuatan otot yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok. Jumlah repetisi Squat, Sit Up, Pull Up sebelum latihan pada kelompok 1 sebesar 19,6, 15,9, 15,5, dan setelah latihan sebesar 25,9, 23,2, 19,4 Pada kelompok 2 diperoleh hasil 14,9, 16,7, 17.8, dan setelah latihan sebesar 20,3, 23,6, 21,7. Untuk kebugaran aerobik diperoleh hasil waktu tempuh lari 1,4 km pada kelompok 1 sebelum perlakuan sebesar 7,83 menit, dan setelah perlakuan sebesar 19,34 menit Pada Kelompok 2 diperoleh hasil 9,73 dan 23,26. Uji statistik antar kelompok menunjukkan bahwa hasil latihan pada kelompok 1 memiliki data bermakna dari kelompok 2.
Simpulan Kelompok I dan Kelompok II sama-sama memberi efek peningkatan yang bermakna (p<0,05) dan kelompok I (Kataga) lebih meningkatkan kebugaran fisik dari pada Kelompok II (Latihan Aerobik). Saran untuk penelitian ini diharapkan para penari dapat menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat
References
Adiatmika, I.P.G. 2002. Pengukuran Kesegaran Jasmani. Denpasar: Udayana University Press.
Agus M Kelly (2011) Eksistensi Tarian Tradisional hal.89 Supomo (2011) Metode penelitian edisi pertama Yogyakarta.
Arini, Sry Hermawati Dwi, dkk. Seni Budaya Jilit 2 SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Bastomy suwaji (1988) apresiasi kesenian tradisional. Semarang.
Brick, L. (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT Raja Grapindo Persad
Brick, Lynne. (2002). Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta. Grafindo Persada.
Crotts, D., Thomspson, B., Nahom, M., Ryan, S. and Newton, R., 1996. Balance Abilities of Professional Dancers on Select Balance Test. The Journal of Orthopaedic and sports physical therapy. 23: 1: DOI : 10.2519/JOSPT.1996.23.1.12. PubMed ID : 8749745.
Darsi, H. (2018). Pengaruh Senam Aerobic Low Impact terhadap Peningkatan V02max. Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga (JPJO), 1(2), 42–51.
Dhias Fajar Wahyu Perdana. (2014). Pengaruh Latihan Aerobic Class dan Body Language terhadap Penurunan Persentase Lemak Tubuh. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 4(1), 15–21.
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Gabriel, D., Kamen, G. and Forst, G., 2006. Neural Adaptation to Resistive Exercise. Sports Medicine (Auckland, N.Z.). 36: 2. PubMed ID : 16464122.
Giriwoyo, S, Mucmaji. 2005. Ilmu Faal Olahraga, Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga. Bandung: Fakultas Ilmu Olahraga.
Hanggi, J., Koeneke, S., Bezzola, L., and Jancke, L., 2010. Structural Neuroplasticity In The Sensorimotor Network Of professional Female Ballet Dancers. Human Brain Mapping. 31: 8. DOI : 10.1002/hbm.20928.PubMed ID : 20024944.
Harsono (1988) coaching serta Aspek- Aspek dari coaching, Jakarta, PIO.KONI Pusat Pate (2014) dasar dasar ilmiah pelatihan, IKIP. Semarang Press Depdiknas, Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar, (Jakarta: Depdiknas, PPKJ, 2000), h. 103.
Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, (Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud, 1988), h. 101.