PENGUATAN SUMBER DAYA KOMUNITAS SENI MELALUI PRAKTIK TEATER PADA GRIYA SENI KASUNARNAN DI KAPLINGAN RT 04 RW 20, KELURAHAN JEBRES, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA
Keywords:
Teater, Pemberdayaan Komunitas, Griya Seni KasunarnanAbstract
Penguatan sumber daya komunitas seni melalui praktik teater dengan studi kasus pada Griya Seni Kasunarnan di Kaplingan, Jebres, Surakarta menjadi tawaran, di mana teater digunakan sebagai medium transformasi sosial dan strategi pengelolaan komunitas. Griya Seni Kasunarnan memiliki potensi artistik dan aset produksi yang memadai, namun belum termanfaatkan secara optimal akibat keterbatasan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang artistik, teknis, dan manajerial. Berangkat dari persoalan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana praktik teater dapat berfungsi sebagai medium penguatan sumber daya, optimalisasi aset, serta pembentukan kesadaran kolektif dalam komunitas seni lokal. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Participatory Action Research (PAR) yang menempatkan peneliti sebagai kolaborator aktif bersama anggota komunitas. Proses pendampingan mengintegrasikan prinsip Cultural Performance Theory Victor Turner yang memandang teater sebagai peristiwa sosial transformative, serta pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) dalam pengelolaan potensi komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik teater di Griya Seni Kasunarnan berperan signifikan dalam peningkatan kompetensi lintas bidang (artistik, teknis, dan produksi), pembentukan aktor kolektif yang adaptif, serta penguatan jejaring kolaboratif lintas generasi. Selain berdampak pada efisiensi dan kemandirian produksi, proses ini juga memperkuat struktur sosial komunitas melalui tumbuhnya rasa memiliki, solidaritas, dan kesadaran berkelanjutan terhadap aset budaya. Dengan demikian, praktik teater terbukti efektif sebagai model pemberdayaan komunitas seni berbasis performativitas budaya dan refleksi sosial
References
Imron, A. (2014). Pendidikan multikultural melalui reaktualisasi teater tradisi di Surakarta.
Jurnal Manajemen Pendidikan, 1–14.
Irfan. (2014). Desain komunikasi visual. Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan
Desain – Universitas Negeri Makassar, 1(3), 36–45.
Kretzmann, J. P., & McKnight, J. L. (1993). Building communities from the inside out: A path
toward finding and mobilizing a community’s assets. Asset-Based Community
Development Institute, Institute for Policy Research, Northwestern University.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook.
Sage Publications.
St John, G. (Ed.). (2008). Victor Turner and contemporary cultural performance. Berghahn
Books.
Suprajitno, S. (2017). Teater sebagai media untuk pengabdian masyarakat. Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement). Universitas
Gadjah Mada. https://doi.org/10.22146/jpkm.25757
Turner, V. W. (1982). From ritual to theatre: The human seriousness of play. PAJ Publications/
Johns Hopkins University Press.
Zakaria, F., Setyowati, N., & Chusniyah, T. (2024). Theatre-based social-emotional learning
program to foster friendship quality in elementary school students. Research and
Development in Education (RaDEn), 4(2), 112–123. Universitas Muhammadiyah
Malang. https://ejournal.umm.ac.id/index.php/raden/article/view/36804









