IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DOI:
https://doi.org/10.53625/joel.v1i12.3015Keywords:
Curriculum, Independent Curriculum, Quality of Education.Abstract
The curriculum is the "spirit" of education that must be innovative, dynamic, and periodically in accordance with the times and science and technology, competencies needed by the community and graduate users. According to Oliva as quoted by Din Wahyudin (2014: 6), the curriculum is seen as a goal, context and strategy in learning through a program of developing instruments or learning materials, social interaction and systematic learning techniques in educational institutions. Curriculum changes to ensure that the learning process in schools/madrasahs becomes better. Curriculum change – thus – is a necessity. The Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (Kemendikburistek) issued a policy in the development of the Independent Curriculum which was given to education units as an additional option in order to restore learning during 2022-2024 and improve the quality of education. Therefore, this article describes the Implementation of the Independent Curriculum in improving the Quality of Education implemented at SDN 244 Guruminda. This research uses an approach approach, in collecting data using participatory observation, study documentation, and interviews. In this study, there are 3 aspects in the implementation of the independent curriculum, namely planning for the implementation of the independent curriculum, implementing the independent curriculum and evaluating the learning of the independent curriculum. Independent curriculum planning at SDN 244 Guruminda is carried out by analyzing learning outcomes (CP) to formulate learning objectives and flow of learning objectives, planning diagnostic assessments, developing learning modules that adapt learning to the stage of achievement and characteristics of students and planning formative and summative assessments. Implementation of the independent curriculum at SDN 244 Guruminda by carrying out diagnostic assessments, carrying out learning according to project-based teaching modules, as well as implementing formative and summative assessments. Evaluation of learning in the implementation of the independent curriculum at SDN 244 Guruminda by carrying out diagnostic assessments, implementing and processing formative and summative assessments. The author suggests that SDN 244 Guruminda Bandung City continue to monitor and develop themselves by continuing to improve the curriculum for better school quality, besides that the success of schools in implementing independence is disseminated to schools that have not implemented independence.
References
Among, 2021. Kurikulum Merdeka: Pengertian, Karakteristik, dan Strategi Pengembangan. Di unduh 11-05-2022. https://www.amongguru.com/kurikulum-MERDEKA -pengertian-karakteristik-dan-strategi-pengembangan/
Din Wahyudin. (2014). Manajemen Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Fajar, 2021, Apa itu Kurikulum Merdeka? Ini Penjelasan Lengkapnya. Di unduh tanggal 11-05-2022. https://www.fajarpendidikan.co.id/apa-itu-kurikulum-merdeka -ini-penjelasan-lengkapnya/2/
Hasbullah. (2007). Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi daerah dan Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Karli, H. (2014). Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 dan Kurikulum 2013 untuk Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Penabur, 5(22), 24-30.
Kemendikburistek, 2021, Kurikulum Merdeka Sebagai Opsi Satuan Pendidikan dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Tahun 2022 s.d 2024. Diunduh tanggal 11-05-2022, https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/
Kristiawan, M., & Elnanda, D. (2017). The Implementation of Authentic Assessment in Cultural History of Islam Subject. Al-Ta lim Journal, 24(3).
Nasution,S. (1986). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Natalia, K., & Sukraini, N. (2021, May). Pendekatan Konsep Merdeka Belajar dalam Pendidikan Era Digital. In Prosiding Seminar Nasional Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya (No. 3, pp. 22-34).
Naufal, H., Irkhamni, I., & Yuliyani, M. (2020). Penelitian Penerapan Program Sistem Kredit Semester Menunjang Terealisasinya Merdeka Belajar di SMA Negeri 1 Pekalongan. Konferensi Ilmiah Pendidikan 2020, 1(1), 136-143.
Nazir, Moh, (2009). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Purnomo, P. (2013). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. In Seminar Nasional Implementasi Pembelajaran Tematik dalam Mengoptimalisasi Kurikulum.
Rahman, Arif. 2009, Materi Workshop Peningkatan Kompetensi Mengajar melalui Konsep Metaforming, Jakarta UNJ
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kloang klede Putra Timur
Sagala, Syaiful.2005.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sandi Wahyu Utomo. (2017). Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah 7, Yogyakarta).
Sistem Informasi Kurikulum Nasional Pusat Kurikulum dan Pembelajran, 2021, Kurikulum Merdeka. Diunduh tanggal 11-05-2022, https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-Merdeka /
Sudarwan Danim. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA.
Suntoro R, dkk, 2020. Internalisasi Nilai Merdeka Belajar dalam Pembelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Mudarrisuna, Vol. 10, No. 2, hh. 143-146.
Supangat, 2022, Mengenal Kur. Merdeka bagi Sekolah & Guru. Depok: School Principal Academy
Wildan, W. (2017). Model pengembangan perangkat pembelajaran bagi guru. Society, 8(1), 41-63.